قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ إِذَا كَانَ أَوَّلُ لَيْلَةٍ مِنْ شَهْرِ رَمَضَانَ
صُفِّدَتْ الشَّيَاطِينُ وَمَرَدَةُ الْجِنِّ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ فَلَمْ يُفْتَحْ
مِنْهَا بَابٌ وَفُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ فَلَمْ يُغْلَقْ مِنْهَا بَابٌ وَيُنَادِي مُنَادٍ
يَا بَاغِيَ الْخَيْرِ أَقْبِلْ وَيَا بَاغِيَ الشَّرِّ أَقْصِرْ وَلِلَّهِ عُتَقَاءُ مِنْ النَّارِ وَذَلكَ كُلُّ لَيْلَةٍ
صُفِّدَتْ الشَّيَاطِينُ وَمَرَدَةُ الْجِنِّ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ فَلَمْ يُفْتَحْ
مِنْهَا بَابٌ وَفُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ فَلَمْ يُغْلَقْ مِنْهَا بَابٌ وَيُنَادِي مُنَادٍ
يَا بَاغِيَ الْخَيْرِ أَقْبِلْ وَيَا بَاغِيَ الشَّرِّ أَقْصِرْ وَلِلَّهِ عُتَقَاءُ مِنْ النَّارِ وَذَلكَ كُلُّ لَيْلَةٍ
Bersabda Rasulullah
shollallahu ’alaih wa sallam: “Bila tiba malam pertama bulan Ramadhan para
syaithan dibelenggu, maksudnya jin. Dan pintu-pintu neraka ditutup dan tak
satupun yang dibuka dan pintu-pintu surga dibuka dan tak satupun yang ditutup.
Lalu ada penyeru yang menyerukan: ”Wahai para pencari kebaikan, sambutlah (songsonglah)
dan wahai para pencari kejahatan, tolaklah (hindarilah).” Dan Allah ta’aala
memiliki perisai dari api neraka. Dan yang demikian terjadi setiap malam.” (HR
Tirmidzi 618).
Lintasan waktu kembali membawa menuju
gerbang Ramadhan. Bulan yang senantiasa disambut dengan kemeriahan, yang di
awalnya penuh rahmat, di tengahnya ada ampunan dan diakhiri dengan pembebasan
dari api neraka. Bulan yang senantiasa disambut Rasulullah s.a.w. bak menyambut
datangnya tamu agung “Marhaban ya Ramadhan”. Saat ini ucapan itu mulai ramai
muncul di bentangan spanduk, baliho, poster dan berbagai media lainnya. Belum
lagi iklan yang bersebaran di TV dengan berbagai program acara di bulan
Ramadhan, radio, internet, dan layanan pesan singkat bahkan pesan di BBM,
membuat getar nyawa Ramadhan semakin terasa. Jutaan kaum muslim menyambut
datangnya bulan suci Ramadhan dengan suka cita, tak terkecuali muslim di tanah
air.
Ramadhan adalah bulan suci yang selalu
dirindukan umat Islam. Keindahan dan kekhusyukan hari-harinya adalah sesuatu
yang sulit didapatkan di hari biasa sehingga tak heran kalau di bulan suci ini
begitu banyak hal biasa yang menjadi istimewa.Ramadhan menyediakan paket yang
kental dengan makanan jiwa, seperti puasa, tharawih, malam Lailatul Qadar
hingga kembali ke fitrah dalam Idul Fitri. Ibadah di bulan Ramadhan memiliki
nilai spiritual yang menjanjikan pelakunya mendapatkan kebahagiaan batin.
Biasanya, menyambut kedatangan bulan suci
tersebut membawa kesibukan mendadak bagi kaum muslimin, mulai dari sibuk
mencari makanan berbuka hingga penampilan, karena memang bulan Ramadhan ini
berbeda dengan bulan-bulan yang lain, salah satunya adalah perubahan pola
makan, tata berbicara, tata busana dan pelaksanaan ibadah yang diharapkan jauh
lebih meningkat dari biasanya. Dan masjid-masjid pun biasanya mulai ramai
dikunjungi di awal bulan Ramadhan. Pekan ini semarak tarhib Ramadhan pun sudah
mulai terasa, dari mulai majelis pengajian, kantor , hingga instansi
pemerintah, semuanya berduyun-duyun menyelenggarakan kajian menyambut Ramadhan,
yang biasa disebut dengan Tarhib Ramadhan. Tarhib sendiri berasal dari kata :
rohaba -yurohhibu, yaitu menyambut. Kata tarhib berasal dari akar kata
yang sama yang membentuk kata Marhaban. Sedangkan marhaban artinya
selamat datang atau welcome. Maka Tarhib Ramadhan berarti Selamat Datang
Ramadhan atau Welcome Ramadhan. Namun bagai dua sisi mata uang,
saling beriringanm janji paket rohani juga diintip oleh peristiwa berkategori
budaya yang bila tidak disikapi dengan arif hanya akan memunculkan “panggung
tetaer, karnaval atau pertunjukan ibadah” yang hanya mementingkan gebyarnya
saja tanpa membawa nilai transformatif pada kita untuk menjadi manusia yang
bertakwa karena ditingkahi dengan gemulai duniawi yang begitu menggoda.
Persiapan menyambut Ramadhan
Oleh karena itu agar kita bisa mengisi bulan ramadhan dengan amalan
ibadahsecara maksimal, maka kita harus melakukan persiapan-persiapan. Minimal
kitaharus melakukan lima persiapan, yaitu persiapan nafsiyah, tasaqafiyah,
jasadiyah,maliyah dan mempersiapkan anggota keluarga, termasuk
anak-anak.Beberapa persiapan yang sebaiknya dilakukan adalah :
- 1.Persiapan Nafsiyah.
Persiapan nafsiyah
maksudanya menyambut datangnya bulan ramadhan dengan hati gembira bahwa ramadhan
telah datang sebagai bulan untuk taqarub kepadaAllah Swt. Sehingga pada bulan
ini kita akan berlomba-lomba untuk meningkatkan kualitas ibadah dan meraih
derajat tertinggi di sisi Allah swt. Salah satu cara untuk mempersiapkan jiwa
dan spiritual untuk menyambut Ramadhan adalah dengan jalan melatih dan
memperbanyak ibadah di bulan-bulansebelumnya (minimal di bulan sya’ban),
sebagaimana dijelaskan dalam haditsyang diriwayatkan oleh Aisyah ra: “Belum
pernah Rasulullah Saw berpuasa(sunah) di bulan-bulan lain, sebanyak yang ia
lakukan di bulan sya’ban.” (HR.Muslim)
- Persiapan Tsaqafiyah (Ilmu)
Untuk meraih
amalan di bulan Ramadhan secara maksimal maka diperlukan pemahaman yang
mendalam tentang fiqh puasa. Oleh karena itu, persiapan tsaqafiyah tidak kalah
penting bagi seseorang untuk mendapatkannya. Sebabdengan memahami fiqh puasa
dengan baik seseorang akan memahami denganbenar mana perbuatan-perbuatan
yang dapat merusak nilai puasanya dan mana perbuatan yang dapat meningkatkan
nilai dan kualitas puasanya. Karenanya kitaharus terus menambah tsaqafah kita
tentang fiqh shiyam.
- 3.Persiapan Jasadiyah
Tak dapat dipungkiri
bahwa aktifitas Ramadhan banyak memerlukan kekuatan fisik. misalnya untuk
puasa, qiyamullail, membaca al-Quran dan berbagai macam ibadah lainnya. Dengan
kondisi fisik yang prima kita dapat melakukan ibadahtersebut tanpa terlewatkan
sedikitpun. Karena jika kondisi fisik tidak baik, makakemungkinan besar kita
tidak akan melakukan amalan Ramadhan dengan maksimal, bahkan akan terlewatkan
sia-sia. Padahal amalan di bulan Ramadhan tak dapat digantikan dengan amalan di
bulan-bulan yang lain. Oleh sebab itu,sebaiknya kita menyiapkan kondisi fisik
dari jauh-jauh hari sebelum Ramadhan.
- 4.Persiapan Maliyah (Keuangan)
Persiapan keuangan bukanlah untuk membeli
pakaian baru di hari lebaran atau menyiapkan bekal untuk pulang kampung. Yang
dimaksud dengan persiapankeuangan adalah menyiapkan dan mengatur keuangan untuk
berinfak, sedekah dan membayar zakat. Imam Tirmidzi meriwayatkan sebuah hadits:“Rasulullah
pernah ditanya, ‘Sedekah apakah yang paling utama? Beliau
menjawab,“Seutama-utamanya sedekah adalah sedekah di bulan ramadhan”.
- 5.Persiapan Untuk Anak-
Selain menyiapkan diri sendiri, kita juga
harus menyiapkan anggotakeluarga. Termasuk anak-anak kita yang masih kecil dan
baru akan belajar puasa.Sebab mengantarkan anak untuk berpuasa dan memahami
maksudnya bukanlah pekerjaan yang mudah. Kesuksesan mengkondisikan anak
memerlukan persiapan sejak jauh hari. Oleh karena itu orang tua harus merancang
pola pendidikan terbaik untuk putra-putrinya selama bulan Ramadhan. Misalnya
melalui cerita dan mainan, membangun suasana keluarga yang kondusif, menyusun
menu makanan yang bergizi dan mengajak sahur bersama keluarga.
Keutamaan bulan Ramadhan
Ramadhan adalah Bulan
Diturunkannya Al Qur’an
Bulan
Ramadhan adalah bulan yang mulia. Bulan ini dipilih sebagai bulan untuk
berpuasa dan pada bulan ini pula Al Qur’an diturunkan. Sebagaimana Allah Ta’ala
berfirman,
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآَنُ
هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ فَمَنْ شَهِدَ
مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ
“(Beberapa hari yang
ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan
(permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan
mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena
itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan
itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu.” (QS. Al Baqarah: 185)
Ibnu Katsir rahimahullah tatkala
menafsirkan ayat yang mulia ini mengatakan, ”(Dalam ayat ini) Allah Ta’ala
memuji bulan puasa –yaitu bulan Ramadhan- dari bulan-bulan lainnya. Allah
memuji demikian karena bulan ini telah Allah pilih sebagai bulan diturunkannya
Al Qur’an dari bulan-bulan lainnya. Sebagaimana pula pada bulan Ramadhan ini
Allah telah menurunkan kitab ilahiyah lainnya pada para Nabi ’alaihimus
salam.”
Setan-setan
Dibelenggu, Pintu-pintu Neraka Ditutup dan Pintu-pintu Surga Dibuka Ketika
Ramadhan Tiba
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ
الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ وَصُفِّدَتِ الشَّيَاطِينُ
”Apabila Ramadhan
tiba, pintu surga dibuka, pintu neraka ditutup, dan setan pun dibelenggu.”
Al Qodhi ‘Iyadh mengatakan, “Hadits di
atas dapat bermakna, terbukanya pintu surga dan tertutupnya pintu Jahannam dan
terbelenggunya setan-setan sebagai tanda masuknya bulan Ramadhan dan mulianya
bulan tersebut.” Lanjut Al Qodhi ‘Iyadh, “Juga dapat bermakna terbukanya pintu
surga karena Allah memudahkan berbagai ketaatan pada hamba-Nya di bulan
Ramadhan seperti puasa dan shalat malam. Hal ini berbeda dengan bulan-bulan
lainnya. Di bulan Ramadhan, orang akan lebih sibuk melakukan kebaikan daripada
melakukan hal maksiat. Inilah sebab mereka dapat memasuki surga dan pintunya.
Sedangkan tertutupnya pintu neraka dan terbelenggunya setan, inilah yang
mengakibatkan seseorang mudah menjauhi maksiat ketika itu.”
Terdapat Malam yang
Penuh Kemuliaan dan Keberkahan
Pada bulan ramadhan terdapat
suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan yaitu lailatul qadar (malam
kemuliaan). Pada malam inilah –yaitu 10 hari terakhir di bulan Ramadhan- saat diturunkannya
Al Qur’anul Karim.
Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ (1)
وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ (2) لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ
أَلْفِ شَهْرٍ (3
”Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada lailatul
qadar (malam kemuliaan). Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam
kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.” (QS. Al Qadr: 1-3).
Dan Allah Ta’ala juga berfirman,
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ
إِنَّا كُنَّا مُنْذِرِينَ
”Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang
diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan.” (QS. Ad
Dukhan: 3). Yang dimaksud malam yang diberkahi di sini adalah malam lailatul
qadr. Inilah pendapat yang dikuatkan oleh Ibnu Jarir Ath Thobari rahimahullah
Inilah yang menjadi pendapat mayoritas ulama di antaranya Ibnu ‘Abbas radhiyallahu
‘anhuma.
Bulan Ramadhan adalah
Salah Satu Waktu Dikabulkannya Do’a
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ
لِلّهِ فِى كُلِّ يَوْمٍ عِتْقَاءَ مِنَ النَّارِ فِى شَهْرِ رَمَضَانَ ,وَإِنَّ
لِكُلِّ مُسْلِمٍ دَعْوَةً يَدْعُوْ بِهَا فَيَسْتَجِيْبُ لَهُ
”Sesungguhnya Allah
membebaskan beberapa orang dari api neraka pada setiap hari di bulan
Ramadhan,dan setiap muslim apabila dia memanjatkan do’a maka pasti dikabulkan.”
Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
ثَلاَثَةٌ لاَ تُرَدُّ دَعْوَتُهُمُ الصَّائِمُ
حَتَّى يُفْطِرَ وَالإِمَامُ الْعَادِلُ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ
“Tiga
orang yang do’anya tidak tertolak: orang yang berpuasa sampai ia berbuka,
pemimpin yang adil, dan do’a orang yang dizholimi”.
An Nawawi rahimahullah
menjelaskan, “Hadits ini menunjukkan bahwa disunnahkan bagi orang yang berpuasa
untuk berdo’a dari awal ia berpuasa hingga akhirnya karena ia dinamakan orang
yang berpuasa ketika itu.”An Nawawi rahimahullah mengatakan pula,
“Disunnahkan bagi orang yang berpuasa ketika ia dalam keadaan berpuasa untuk
berdo’a demi keperluan akhirat dan dunianya, juga pada perkara yang ia sukai
serta jangan lupa pula untuk mendoakan kaum muslimin lainnya.”
Demikianlah, kegembiraan menyambut
datangnya Ramadhan hendaklah kegembiraan yang dilandasi semangat untuk
menaikkan derajat di sisi Allah dengan sepenuh kesadaran dan niat yang benar.
Jika persiapan itu kita lakukan secara optimal, maka kita akan menjalankan
ibadah Ramadhan dengan kekhusyuan yang penuh getaran hati. Semoga ibadah
Ramadhan yang akan dilakukan bukanlah bentuk gerak tanpa jiwa, dan
terjebak pada ritual belaka tanpa makna. Semoga kita mampu meraih derajat
takwa.
Alhamdulillah berkat blog ini ilmu makin menambah.
BalasHapusAamiin.
kebetulan sebentar lagi memasuki bulan Ramadhan...
Silakan baca" semoga bermanfaat. :)